
Di-usia yang sangat muda itu, ia telah berhasil memperoleh penghasilan 1 juta dollar. Media terkemuka di Singapore menobatkannya sebagai the young female millionaire.
Padahal, beberapa tahun sebelumnya, perempuan yang besar di Pulomas, Jakarta itu harus setiap hari sarapan indomie rebus lantaran kekurangan biaya kuliah. Padahal beberapa tahun sebelumnya, ia terpaksa bekerja sebagai pelayan di hotel dan penjaga toko bunga untuk membiayai hidupnya.
Kisah tentang Merry Riana adalah kisah tentang impian besar, tentang keteguhan hati, dan tentang doa sepanjang hari yang terus dilantunkan.
Kisahnya berawal dari tragedi kerusuhan Mei 1998 di Jakarta. Karena pertimbangan keamanan, Riana yang lulus dari SMA Santa Ursula, Jakarta diminta orang tuanya untuk melanjutkan kuliah di Nanyang Singapore Technology. Karena kurangnya biaya, ia terpaksa meminjam dana pendidikan dari bank di Singapore (pinjaman ini harus dikembalikan setelah lulus, bekerja dan memperoleh penghasilan).

Pelajaran pertama yang mungkin bisa kita petik adalah ini : Keberanian untuk memiliki BIG DREAM. Ia melakoni kuliah di Singapore dengan biaya yang amat terbatas. Acapkali ia hanya makan dua kali sehari (itupun hanya semangkuk mi rebus di pagi hari dan dua lembar roti di siang hari) lantaran minimnya dana. Ia sungguh ingin melewati masa kelam ini dengan sebuah impian besar : mencapai kebebasan finasial sebelum usia 30 tahun.
Dan dari pengamatannya, ia tahu impiannya itu rasanya akan sulit diraih jika ia memilih menjadi karyawan. Itulah kenapa sejak tingkat akhir, ia sudah bertekad untuk membangun usaha sendiri.
Ia kuliah di jurusan Teknik dan lulus dengan predikat terbaik kedua. Dengan bekal ini ia relatif mudah melamar pekerjaan. Namun begitulah, ketika lulus dan semua teman-temannya sibuk membincangkan akan melamar ke perusahaan apa, ia malah berpikir keras untuk segera memulai usaha sendiri.
Lantaran kurangnya modal, ia akhirnya merintis usaha di bidang penjualan produk-produk keuangan (berjualan produk asuransi, deposito, reksadana, dll). Mayoritas teman-teman kuliahnya heran dengan pilihan yang aneh ini. But the show must go on.
Pelajaran kedua : mimpi yang indah hanya akan berhasil jika ia segera disertai dengan TINDAKAN NYATA yang begitu keras, gigih dan tanpa mengenal batas. Dan perjuangan jeng Riana ini rasanya begitu menguras energi, emosi dan teramat melelahkan.
Pelajaran terakhir yang bisa kita petik adalah : the POWER of PRAY. Merry Riana dibesarkan dalam keluarga yang sangat religius. Sejak kecil ia juga dilimpahi dengan doa-doa yang terus mengalir dari bunda tersayangnya. Dalam relung batinnya yang terdalam, ia selalu yakin Sang Pencipta akan selalu bersama dengan langkah-langkahnya.
0 komentar:
Posting Komentar